K.H. Abdul Halim: Pemimpin Spiritual dan Visioner Pembangunan
K.H. Abdul Halim
Duniaislambumiindonesia.blogspot.com, Riwayat hidup K.H. Abdul Halim dapat dengan mudah ditemukan, baik dalam buku,ensiklopedi, ataupun di situs-situs internet.Penulisan biografi ulama bukan saja sebagai bentuk penghargaan tetapi juga sekaligus pengungkapan fakta tentang peran ulama dalam pembangunan dan pembinaan umat Islam khususnya, dan untuk bangsa umumnya. Pada tahun 2011 dan 2012, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menghasilkan setidaknya 35 biografi ulama di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan lain-lain. Dalam kajian-kajian tersebut, ulama lokal relatif masih jarang terungkap seperti halnya dengan ulama lokal dari Majalengka, Jawa Barat, yaitu K.H. Abdul Halim, sebagai salah seorang pendiri dalam Persatuan Umat Islam (PUI).
Duniaislambumiindonesia.blogspot.com, Riwayat hidup K.H. Abdul Halim dapat dengan mudah ditemukan, baik dalam buku,ensiklopedi, ataupun di situs-situs internet.Penulisan biografi ulama bukan saja sebagai bentuk penghargaan tetapi juga sekaligus pengungkapan fakta tentang peran ulama dalam pembangunan dan pembinaan umat Islam khususnya, dan untuk bangsa umumnya. Pada tahun 2011 dan 2012, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menghasilkan setidaknya 35 biografi ulama di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan lain-lain. Dalam kajian-kajian tersebut, ulama lokal relatif masih jarang terungkap seperti halnya dengan ulama lokal dari Majalengka, Jawa Barat, yaitu K.H. Abdul Halim, sebagai salah seorang pendiri dalam Persatuan Umat Islam (PUI).
K.H. Abdul Halim yang memiliki nama kecil Otong Syatori adalah ulama pejuang, pendidik, dan aktivis politik. Ia lahir di Majalengka di Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat pada 26 Juni 1887 dan wafat dalam usia 75 tahun pada tanggal 7 Mei 1962, di tempat yang damai dan sunyi, Santi Asromo, Majalengka. Ia mendapatkan anugerah Gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah RI berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 041/TK/Tahun 2008, tanggal 6 November 2008.
Di antara peninggalannya adalah lembaga pendidikan keagamaan, yaitu Pondok Pesantren Santi Asromo, organisasi keagamaan Persatuan Umat Islam (PUI), dan beberapa karya tulis, seperti Kitab Petunjuk bagi Sekalian Manusia, Ekonomi dan Koperasi
dalam Islam, dan Ketetapan Pengajaran di Sekolah Ibtidaiyah Persyarikatan Ulama (sebagai Ketua Tim Penyusunan).
K. H. Abdul Halim melakukan langkah-langkah Perjuangan dan pembaharuannya, yang diformulasikan ke dalam konsep Iṣlāḥ as-Ṡamāniyyah, yang terdiri atas delapan langkah perbaikan, yaitu: Iṣlāḥ al-‘aqīdah (perbaikan bidang akidah), Iṣlāḥ al-‘ibādah (perbaikan bidang ibadah), Iṣlāḥ at-tarbiyyah (perbaikan bidang pendidikan), Iṣlāḥ al-‘ā’ilah (perbaikan bidang keluarga), Iṣlāḥ al-‘ādah (perbaikan bidang kebiasaan), Iṣlāḥ al-mujtama‘ (perbaikan masyarakat), Iṣlāḥ al-iqtiṣād (perbaikan bidang perekonomian), dan Iṣlāḥ al-ummah (perbaikan bidang hubungan umat dan tolong-menolong).
Dalam hal pembaharuan pendidikan dan pembinaan kemandirian ekonomi, melalui Pesantren Santi Asromo, K. H. Abdul Halim memadukan sistem pesantren dengan sistem sekolah, ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum, serta membekali para santrinya dengan berbagai keterampilan tangan dan keahlian teknik. Di dalam pesantrennya dibangun poliklinik, bengkel kerja, koperasi, dan prasarana untuk keterampilan.
Keterampilan dijadikan sebagai rencana pendidikan yang disusun dan direncanakan secara komprehensif dan terintegrasi dalam kehidupan pesantren. Hal ini mendorong produktifitas pesantren dan menjiwai aktifitasnya. Tujuan pemberian keterampilan ini adalah untuk menciptakan kemandirian hidup para lulusannya sehingga dapat bersaing secara ekonomi setelah menyelesaikan setudinya. Adapun pembaharuan ekonomi secara umum, disebutnya dengan Iṣlāḥ al-Iqtiṣād,Hal ini ditujukan untuk menanggulangi ketimpangan ekonomi di masyarakat. KH Abdul Halim menanamkan kesadaran kepada kaum muslimin agar berusaha dengan cara yang halal dan layak untuk memperbaiki dan meningkatkan tarap kehidupannya di bidang ekonomi dan menumbuhkan semangat dan tekad untuk mencapai derajat hidup yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain, bahkan hingga melebihinya. Selain itu, ia juga menganjurkan, bahwa untuk meningkatkan perekonomian umat Islam, harus membiasakan diri hidup hemat, berusaha menambah dan meningkatkan pendapatan, dan mendirikan koperasi sebagai salah satu wadah perjuangan ekonomi secara berjamaah. Wallahu a’lam. (Badrussalam)
ReferensiSunting
Sumber:
https://www.academia.edu/resource/work/34047261
Komentar
Posting Komentar