Pesantren Ujung Tombak Pemelihara Khazanah Kekayaaan Intelektual Islam Klasik

    
           Ilustrasi Deretan kitab-kitab klasik

Keberadaan pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tradisional di Tatar Sunda,Tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Pesantren memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penyebaran agama Islam maupun dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan masyarakat.

Sebagai lembaga pendidikan tradisional, penyelenggaraaan pendidikan pesantren biasanya dilakukan melalui sebuah komunitas tersendiri di bawah pimpinan seorang kiyai atau ulama yang dibantu oleh seseorang atau beberapa orang ulama dan atau para ustadz yang hidup bersama di tengah-tengah para santri dengan masjid atau mushola sebagai pusat kegiatan peribadatan keagamaan, gedung-gedung sekolah atau ruang-ruang belajar sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Selain itu, sebagai lembaga pendidikan tradisional, pesantren memiliki pondok sebagai tempat tinggal para santri. Selama 24 jam, mereka semuanya belajar seluruh materi yang bersumber dari Kitab-kitab Kuning yang disampaikan oleh seorang kiyai.

      Ponpes Nurul Hidayah Leuwiliang Bogor 

Salah satu karakteristik dari kehidupan dunia pesantren ialah bahwa disetiap pesantren setiap santri akan belajar kitab-kitab Klasik atau yang lebih populer dengan sebutan Kitab Kuning. 

Selama para santri belajar di pesantren, mereka banyak belajar Ilmu-ilmu Alat, Fiqih dan Ushul Fiqih, Aqidah atau Tauhid (Ushuludin), Tafsir al-Quran, Hadits dan Ilmu Hadits, Akhlak dan Tasauf yang disajikan melalui kitab-kitab kuningnya. Walaupun antar pesantren yang satu dengan pesantren yang lainnnya ada yang memiliki kekhususan dalam pengkajiannnya, namun secara komprehensif berdasarkan informasi yang dikemukakan Martin van Bruinessen di antara kitab-kitab yang secara umum dipelajari di pesantren yang bertebaran di Jawa Barat memiliki banyak kesamaaan.

Di antara kitab-kitab itu biasanya meliputi, Pertama,kitab-kitab yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alat dengan berbagai cabangnya seperti Nahwu. Di antara kitab-kitab yang berhubungan dengan Nahwu ialah Jurumiyah, Imriti, Mutammimah, Asymawi, Alfiyah, Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyah, Qathrun Nada, Awamil, Qawaidul Irab, Nahwul Wahdhih dan Qawaidul Lughat.Kedua, yang berkaitan dengan Sharaf adalah kitab Kailani, Maqshud, Amtsilatut Tashriiyah dan Bina. Kemudian yang Ketiga, yang berkaitan dengan Balaghah adalah kitab Jauhar Maknun dan Uqudul Juman. Sementara yang keempat, yang berhubungan dengan Manthiq adalah kitab Sullamul Munauraq dan Idhahul Mubham.

Dalam bidang Fiqih, di pesantren para santri mempelajari Fathul Muin,Ianah Thalibin, Taqrib, Fath al-Qarib, Kifayatul Ahyar, Bajuri, Iqna, Minhaj alThalibin, Minhaj al-Thulab, Fathul Wahab, Mahalli, Minhajul Qawim, Safinah, Kasyifat al-Saja, Tahrir, Riyadh al-Badiah, Sullam al-Munajat, Uqud Al-Lujaim, Sittin, Muhadzab, Bughiyat Al-Mustarsyidin, Mabadi Fiqhiyah, Fiqh Wadhih dan Sabil al-Muhtadin. Untuk Ushul Fiqh, di pesantren para santri belajar kitab Waraqat, Lathaif Al-Isyarat, Jamul Jawami, Luma, Al-Asybah wa Al Nadhair, Bayan dan Bidayatul Mujtahid.

Untuk Ilmu Aqidah dan Tauhid (Ushuludin), biasanya di pesantren dipelajari kitab Ummul Barahin, Sanusi, Dasuqi, Syarqawi, Kifayatul Awam, Tijanuddaruri, Aqidatul Awam, Nuruzh Zhulam, Jauharut Tauhid, Tuhfatul Murid, Fathul Majid, Jawahirul Kalamiyah, Husnul Hamidiyah dan Aqidatul Islamiyah.193 Untuk kajian Tafsir Al-Quran dipelajari kitab Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi, Jamiul Bayan, Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir al-Manar, sedangkan kajian Ilmu Tafsir adalah kitab Itqan dan Itmamuddirayah.

Selanjutnya untuk kajian Hadits dan Ilmu Hadits adalah kitab Bulughul Maram, Subulus Salam, Riyadhus Shalihin, Sahih Bukhari, Tajridush Sharih, Jawahir Bukhari, Shahih Muslim, Arbain Nawawi, Majalisus Saniyah, Durratun Nasihin, Tanqihul Qaul, Mukhtarul Ahadits, Ushfuriyah, Baiquniyah dan Minhatul Mughitts.

Kajian Akhlaq dan Tasauf, di pesantren dipelajari kitab Talimul Mutaalim, Wasaya, Aqhlaq lil Banat, Akhlaq lil Banin, Irsyadul Ibad, Nashaihul Ibad, Ihya Ulum al-Din, Sairus Salikin, Bidayatul Hidayah, Maraqil Ubudiyah, Hidayatus Salikin, Minhajul Abidin, Hikam, Hidayatul Adzkiya, Kifayatul Atqiya, Risalatul Muawanah, Nashaihud Diniyah dan Adzkar.

Kitab-kitab Klasik inilah yang dipelajari di pesantren. Dengan deretan kitab-kitab Klasik tersebut di atas maka tepat bila dikatakan bahwa pesantren dapat disebut sebagai ujung tombak pemelihara khazanah kekayaaan intelektual Islam klasik. Hal ini dapat dipahami karena di pesantren-pesantren itulah biasanya kitab-kitab klasik atau kitab kuning itu dipelajari.


 ReferensiSunting
www.academia.edu/resource/work/41163613

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan