JIWA-JIWA YANG TERBELI

Duniaislambumiindonesia.blogspot.com, Dalam alunan kata-kata indah, puisi "Jiwa-Jiwa yang Terbeli".Buah kariya Ahmad Sastra membawa kita ke dalam perjalanan mendalam meresapi kehidupan manusia. Puisi ini menjadi cermin bagi setiap jiwa yang kadang tak menyadari esensi hidup di bumi ini. Mari kita temukan makna yang tersembunyi, bersama-sama menggali hikmah yang terpancar dari setiap baris.

Mari renungkan bersama pesan puisi ini, memahami esensi hidup, kehadiran di bumi, dan hubungan dengan Sang Pencipta. Marilah kita mencari makna dalam tindakan kita, menjauhi godaan dunia yang sesat, dan merenungkan panggilan untuk beriman, berjihad, serta menemukan perdagangan yang menyelamatkan dari azab yang pedih.


Kala manusia tak sadar diri

Bahwa dirinya tinggal di bumiNya

Mengingkari hati nuraninya

Mengingkari hukum-hukumNya

 

Menggila mengejar dunia

Mengkhianati Tuhannya

Membunuh dan memusuhi agama

Menjual diri demi seonggok nasi basi

 

Jiwa-jiwa yang terbeli

Oleh nafsu keserakahan

Oleh misi kemungkaran

Memuja harta dan takhta

 

Kala manusia tak paham diri

Nafasnya dariNya

Jiwanya dariNya

Namun hidupnya menyelisihi kehendakNya

 

Bertransaksi dengan nafsunya

Berjual beli dengan dunianya

Berniaga dengan kejahatan

Berbisnis dengan angkara murka

 

Padahal Allah telah memberikan ingatan :

Wahai orang-orang yang beriman

maukah kamu Aku menunjukkan suatu perdagangan

yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ?

(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu

itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui

 

Dalam lantunan puisi "Jiwa-Jiwa yang Terbeli" karya Ahmad Sastra, kita menyelami perjalanan jiwa manusia yang terkadang terhilang dalam nafsu dan keinginan duniawi. Semoga setiap pembaca dapat meresapi makna yang tersirat, dan menerima panggilan untuk menyelamatkan diri dari kegelapan. Puisi ini menjadi cermin untuk introspeksi, mengingatkan kita akan pentingnya kembali kepada nilai-nilai yang sejati dan menjalani hidup sesuai dengan kehendak ilahi.


( Badrussalam )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan