Belajar Kerja Keras dari Lebah



Lebah salah satu makhluk Allah yang istimewa dan diabadikan namanya dalam Al Qur'an, yaitu Surat An-Nahl (Surat ke 16). Tentu saja ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari perilaku lebah yang menakjubkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",(Qs An-Nahl16:68)

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.(Qs An-Nahl 16:69).

LEBAH adalah makhluk yag mengandung banyak hikmahSabda Rasulullah, “Perumpaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).”

Ada empat sifat lebah yang pantas ditiru, lebah hanya hinggap di tempat yang bersih dan hanya menyerap yang bersih, mengeluarkan yang bersih, tidak pernah merusak, bekerja keras dalam jamaah, serta tunduk pada saatu pimpinan. Lebah bekerja keras setiap saat. Tiada hari tanpa bekerja untuk hidupnya. “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (QS. Al-Insyirah [94]: 7).

Lebah adalah tipe pekerja yang mengutamakan kolektivitas. Mereka bekerja dalam sebuah koloni. Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri dan bekerja sendiri. Mereka bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika satu lebah mendapatkan sumber dari sari madu, ia akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengundang teman-temannya agar membantu dirinya. Untuk kita, perintah bekerja dalam kejamaahan inimisalnya disebut dalam surat Ash-Shaff ayat 4.



Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir, tapi mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar dengan sangat rapi. Jika satu lebah saja begitu mengagumkan, apalagi jika ribuan lebah bekerja sama secaa teratur. Mereka melaksanakan pekerjaan mereka masing-masing secara sungguh-sungguh tanpa kesalahan. Rata-rata, sekitar 60-70 ribu lebah hidup dalam satu sarang. Walaupun populasinya demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur.

Suatu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, pejantan dan ratu. Lebah pekerja mengerjakan seluruh tugas dalam sarang. Sesaat setelah dilahirkan, mereka langsung bekerja. Dan selama hidup, mereka melakukan berbagai tugas yang berganti-ganti sesuai dengan perkembangan tubuhnya. Pada tiga hari pertama hidupnya mereka membersihkan sarang. Kebersihan sarang sangatlah penting bagi kesehatan lebah dan larva dalam koloni. Lebah pekerja membuang bahan apapun yang berlebih dalam sarang.

Saat bertemu serangga penyusup yang tak mampu mereka keluarkan dari sarang, mereka membunuhnya, lalu membungkusnya dengan caa yang menyerupai pembalseman mayat. Sementara itu lebah pekerja membuang kotoran dalam sel-sel yang telah ditinggalkan oleh para larva yang telah lahir, serta membersihkan sel penyimpan makanan. Mereka juga bertugas mengatur kelembababn dan temperatur di dalam sarang. Jika dibutuhkan, sarang didinginkan dengan kipasanangin melalui kepakan sayapnya di pintu masuk sarang.

Saat lebih dewasa, beberapa kelenjar sekresi dalam tubuh lebah mulai menjalankan fungsi yang memungkinkan mereka untuk merawat larva. Tugas ini dijalankan lebah pekerja yang berumur 3-10 hari. Mereka memberi makan larva dengan royal jelly serta campuran madu dan serbuk sari.

Terakhir, ketika mencapai hari ke-10, kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah perkerja telah matang ssehingga ia mampu menghasilkan lilin. Pada saat itulah lebah pekerja membangun sel-sel penyimpanan madu dengan menggunakan lilin. Pembagian divisi yang berjalan sesuai dengan umur lebah pekerja ini disebut dengan ­age polytheism. []

ReferensiSunting 

Islampos

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan