REKTOR IPB,PESTISIDA PADA MAKANAN MENGANCAM KESEHATAN GENERASI SAAT INI DAN MENDATANG
Rektor Universitas IPB, Arif Satria, setelah membuka program matching fund patriot pangan kampus merdeka di UGM, Senin (14/11). Foto: Widi Erha Pradana
Duniaislambumiindonesia.blogspot.com,Wahai manusia, Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.(Al-baqarah : 168).
Bagi seorang muslim, makanan bukan sekedar pengisi perut dan penyehat badan
saja, sehingga diusahakan harus sehat dan bergizi, tetapi di samping itu juga harus halal. Baik halal pada zat makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang diharamkan oleh Allah, dan halal pada cara mendapatkannya.Memakan makanan yang halal dan baik merupakan bukti ketaqwaan kita kepada Allah SWT. karena memakan makanan halal dan baik merupakan salah satu ibadah.
Saat ini banyak orang mulai sadar bahwa makanan yang dihasilkan dengan sistem pertanian menggunakan pestisida dan pupuk kimia akan berdampak buruk terhadap tubuh, baik secara langsung maupun dengan jangka waktu lama baru terasa, sebab cemaran residu pestisida dan bahan kimia lain di bahan pangan bukan hanya mengancam kesehatan generasi saat ini, tapi juga generasi Indonesia di masa yang akan datang.Dilansir dari kumparan.com/pandangan-jogja.Rektor Universitas IPB, Arif Satria mengatakan bahwa keamanan pangan atau food safe masih jadi permasalahan yang mesti dapat perhatian serius. Masifnya penggunaan pestisida dan pupuk-pupuk kimia merupakan salah satu penyebab tercemarnya bahan pangan yang ada di Indonesia.
Bagi seorang muslim, makanan bukan sekedar pengisi perut dan penyehat badan
saja, sehingga diusahakan harus sehat dan bergizi, tetapi di samping itu juga harus halal. Baik halal pada zat makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang diharamkan oleh Allah, dan halal pada cara mendapatkannya.Memakan makanan yang halal dan baik merupakan bukti ketaqwaan kita kepada Allah SWT. karena memakan makanan halal dan baik merupakan salah satu ibadah.
Saat ini banyak orang mulai sadar bahwa makanan yang dihasilkan dengan sistem pertanian menggunakan pestisida dan pupuk kimia akan berdampak buruk terhadap tubuh, baik secara langsung maupun dengan jangka waktu lama baru terasa, sebab cemaran residu pestisida dan bahan kimia lain di bahan pangan bukan hanya mengancam kesehatan generasi saat ini, tapi juga generasi Indonesia di masa yang akan datang.Dilansir dari kumparan.com/pandangan-jogja.Rektor Universitas IPB, Arif Satria mengatakan bahwa keamanan pangan atau food safe masih jadi permasalahan yang mesti dapat perhatian serius. Masifnya penggunaan pestisida dan pupuk-pupuk kimia merupakan salah satu penyebab tercemarnya bahan pangan yang ada di Indonesia.
Bahan pangan seperti sayur dan buah yang masih mengandung residu pestisida ini menurut dia dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu dampak dari mengonsumsi bahan makanan yang tercemar pestisida menurut dia adalah meningkatnya hormon feminin dalam tubuh seseorang.
“Dengan kita mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang masih terkena residu pestisida itu akan berdampak pada meningkatnya hormon feminin kita,” kata Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Launching Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka di UGM, Senin (14/11).
Meningkatnya hormon feminin ini akan membuat seseorang bersikap lebih feminim, tak terkecuali pada laki-laki. Karena itu, dia mengatakan bahwa salah satu penyebab seorang laki-laki bersikap seperti perempuan adalah karena cemaran pestisida di dalam bahan-bahan pangan yang dikonsumsi.
“Jadi kalau sering melihat di tv-tv, laki-laki gemulai, istilahnya laki-laki melambai, itu secara saintifik bisa dijelaskan, salah faktornya adalah karena faktor konsumsi residu pestisida,” ujarnya.
“Kalau banyak penyanyi-penyanyi, artis-artis, gemulai-gemulai itu saya curiga itu karena banyak makan tidak bersih sayurnya, tidak bersih buahnya, residu itu bisa mempengaruhi perubahan hormonal,” lanjut Arif Satria.
Meski begitu, dia menyadari bahwa peralihan sistem pertanian berbasis kimia ke organik membutuhkan waktu yang panjang. Pasalnya, selama puluhan tahun petani sudah punya ketergantungan yang sangat kuat pada zat-zat kimia dalam bertani.
Di tengah masalah seperti ini, perguruan tinggi menurut dia bisa memberikan kontribusi melalui hal-hal kecil di akar rumput. Saat ini, IPB menurut dia tengah mendampingi beberapa komunitas petani organik di Jawa Barat. Saat ini, kelompok petani tersebut sudah bisa menyuplai buah dan sayur organik ke 51 supermarket di Jabodetabek.
Upaya-upaya seperti ini menurut dia penting untuk dilakukan, terutama untuk mengenalkan pola-pola pertanian yang ramah lingkungan, untuk menghasilkan bahan-bahan pangan yang lebih sehat dan aman. Sebab, cemaran residu pestisida dan bahan kimia lain di bahan pangan bukan hanya mengancam kesehatan generasi saat ini, tapi juga generasi Indonesia di masa yang akan datang.
“Banyak hal-hal kecil yang menurut kita sesuatu yang biasa tapi sebenarnya impact-nya sistemik dan luar biasa karena berkaitan dengan generasi kita mendatang,” kata Arif Satria.
Semoga masyarakat kian bertambah akan kesadaran terhadap bahaya Pestisida dan pupuk sintetis,Dan mulai melangkah membangun ekosistem pertanian yang berkah.
(Badrussalam).
Komentar
Posting Komentar