Shallallahu 'ala Muhammad...Nabi Menangis Di Hari Raya Idul Fitri

Duniaislambumiindonesia.blogspot.com,Inilah kisah Nabi Muhammad yang sedih melihat putrinya Siti Fatimah serta cucunya Hasan dan Husein yang memakan gandum basi di hari raya id fitri.
 
Ketika takbir dan tahmid dikumandangkan menyambut idul fitri, Imam Ali bin Abi Thalib memanggul karung berisi gandum dan kurma. Sementara Sayyidah Fatimah Az-Zahra mengikutinya, sambil menuntun dua anak mereka, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. 

Ada tiga karung gandum dan dua karung kurma yang disiapkan keluarga ini untuk dibagikan kepada fakir miskin. Mereka keluar masuk perkampungan, mendatangi rumah-rumah warga yang membutuhkannya. Kebiasaan baik ini selalu mereka lakukan.

Selepas shalat Idul Fitri keesokan harinya, seorang sahabat bernama Ibnu Rafi’i mendatangi rumah keluarga Imam Ali untuk mengucapkan selamat Idul Fitri. Namun alangkah kagetnya Ibnu Rafi’i saat melihat pemandangan di depan matanya.

Keluarga Rasulullah itu dengan wajah berseri-seri, sedang menyantap gandum tanpa mentega, gandum basi, yang baunya tercium Ibnu Rafi'i. Dia mengusap dadanya, berucap istighfar dan menangis tertahan.

Setengah berlari dia bergegas menghadap Rasulullah Saw. “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i dengan terbata-bata. “Ada apa, sahabatku?” tanya Nabi.

“Tengoklah ke rumah Fatimah, ya Rasulullah," katanya lagi. "Ada apa dengan keluargaku?” tanya Rasulullah. "Tengoklah sendiri, saya tidak kuasa mengatakannya.”

Tangisan bahagia...
Maka Rasulullah Saw pun segera menuju rumah Fatimah. Tiba di teras rumah, yang terdengar adalah tawa bahagia para penghuni rumah. Mereka tengah bercakap-cakap dengan penuh keceriaan.

Mata Rasulullah pun berkaca-kaca. Beliau menangis melihat empat orang tercintanya yang hanya makan gandum basi di hari raya. Tapi bukan tangisan penderitaan, melainkan tangisan bahagia.

Nabi bahagia, karena keluarga itu lebih mengutamakan menyantuni orang-orang miskin dengan makanan segar. Sementara mereka mencukupkan dirinya dengan gandum basi yang mengeluarkan bau tidak sedap. Tak ada keluhan sedikit pun.

“Ya Allah, Allahumma Isyhad...Ya Allah, Allahumma Isyhad... (Ya Allah saksikanlah, saksikanlah). Di hari Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Mereka membela kaum miskin. Mereka mencintai kaum yang lemah. Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut.

Fatimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri. “Duhai ayahnda, ada apa gerangan ayah menangis?” Nabi segera memeluk putri kesayangannya “Surga untukmu, anakku. Surga untukmu," ujar Nabi.

Semoga kisah ini dapat memberikan kesadaran pada kita agar senantiasa bersyukur atas pemberian yang Allah subhanahu wa ta’alla berikan,dan menggerakkan hati ini untuk senan tiasa peduli terhadap kaum du'afa dan anak yatim. 



Sumber ; Koran Gala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan