Ancaman El Nino Kuat di Indonesia Pengalaman 2015 dan Isu Perubahan Iklim

     Foto : Area sawah dibojongkalong,nyalindung.kab sukabumi-Jawa barat.

Duniaislambumiindonesia.blogspot.com,Peneliti klimatologi dari BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan bahwa Indonesia dapat menghadapi ancaman El Nino yang kuat berdasarkan penelitian terbaru. El Nino saat ini sudah mencapai tingkat kekuatan yang tinggi, dan Erma mengingatkan pentingnya menganalisis intensitas dan durasinya. Dia juga mengingatkan pengalaman tahun 2015 di mana prediksi El Nino meleset. Erma berharap tahun 2023 tidak akan menjadi seperti tahun 2015.Terkait dengan El Nino saat ini, Erma menjelaskan bahwa perjalanan El Nino dimulai lebih awal akibat perubahan iklim. Dia memperingatkan bahwa pengaruh El Nino mungkin akan terasa di Indonesia pada tahun 2024. Oleh karena itu, penting untuk bersiap menghadapi dampaknya, terutama dalam sektor pertanian.

Dilansir dari CNBC Indonesia - Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan tanda yang menunjukkan Indonesia bisa terancam gorila El Nino. Hal itu, kata dia, terlihat dari hasil kajian dan analisis terbaru yang dilakukan oleh peneliti di Tim Variabilitas, Perubahan Iklim, dan Awal Musim BRIN (TIVIPIAM-BRIN). "Sekarang El Nino sudah hampir strong, sudah 2 (indeksnya)," katanya dalam webinar Kolaborasi Riset Kejadian Ekstrem Laut-Atmosfer Indonesia, Jumat (27/10/2023).Karena itu lah, jelas Erma, perlu menganalisis intensitas dan durasi El Nino.Dia pun menuturkan pengalaman El Nino yang melanda Indonesia tahun 2015. Pada saat itu, kata dia, berbagai prediksi soal El Nino tahun 2015 meleset, baik dari segi durasi maupun intensitasnya."Kita tidak bisa melihat siklus El Nino saja, tapi juga intensitas, durasinya, severe-nya," katanya.

 "Pada tahun 2014, semua model prediksi mengira menuju ke akhir musim hujan itu akan terjadi El Nino. Eh nggak tahunya nggak jadi El Nino. Baru tahun 2015 mau masuk peralihan. Dan orang nggak menduga, 'ah paling lemah'. Ternyata mencapai 2. Orang-orang juga menganggap, 'ah paling 9 bulan luruh'. Ternyata nggak juga. Total lamanya El Nino pada saat itu 18 bulan," tambah Erma.Lalu, tuturnya, pada saat itu Ahli El Nino NOAA Michael McPhaden memberikan kuliah di ITB. McPhaden, ujarnya, mengatakan El Nino tahun 2015 tak bisa dipecahkan oleh pemodelan apa pun."Kita bisa katakan McPhaden ini mbah-nya El Nino, dari NOAA. Dia yang pertama kali menciptakan model prediksi El Nino. Dia bilang pada saat itu, 'ini Gorila El Nino tidak bisa terpecahkan oleh model apa pun di kami'. Pada saat itu orang-orang sangat tertarik soal El Nino 2015. Bingung semua. Kenapa bisa bertahan selama itu di strong El Nino?" kata Erma."Ini yang mendasari saya, jangan-jangan tahun 2023 ini, kita berharap-harap cemas, mudah-mudahan jangan kaya 2015 nih. Semua ilmuwan concern ke sana," ujarnya.

Erma pun menjelaskan kajian terbaru El Nino yang saat ini berlangsung.Disebutkan, El Nino yang terjadi saat ini muncul 1 tahun lebih awal, akibat dampak perubahan iklim. Seharusnya, kata dia, tanpa efek perubahan iklim, El Nino baru terjadi di tahun 2024.Dia menjelaskan, hasil pemodelan yang dilakukan tim TIVIPIAM-BRIN yang diketuainya, perjalanan El Nino yang terjadi saat ini dimulai dari Samudra Pasifik bagian timur di wilayah Peru."Suhu terpanas sekarang ada di mana? Belum di Indonesia. Lidahnya masih di Timur. Artinya apa? Perjalanannya masih lama. Salah satu model di Australia, November ini baru mencapai 2, dengan rata-rata sebulan ya. Kalau harian, sekarang sudah 2. Setelah 2? Bisa saja mencapai 2,8. Model yang dibuat Jepang juga sama, meramalkan akan di atas 2," jelasnya."Kalau kita lihat, meski akan turun, masih nangkring di 1,6. Padahal itu sudah di bulan April 2024. Dan setiap region (perjalanan El Nino) itu 2 bulan," terang Erma.

Dia pun meminta semua pihak hati-hati di tahun 2024."Sampai di wilayah kita, kalau terpanasnya di kita, baru akan kelihatan kering. Sekarang belum, belum karena El Nino riil. Masih IOD Positif. Baru tahun depan, ketika Maret, April, Mei (2024)," kata Erma."Sekarang masih ada hujan, siklon tropis. Di sekitar Papua masih banyak awan. Artinya, El Nino belum ada pengaruhnya ke Indonesia. Itu saja ukurannya. El Nino belum mencengkram wilayah kita," katanya."Ini yang saya khawatirkan. Persiapkan diri, di sektor pertanian terutama untuk menghadapi masa-masa tidak mudah di tahun 2024 setelah musim hujan berakhir. Hujan tetap ada, pastii hujan. Tapi kan concern kita setelah hujan, Maretnya. Dia masih 2,3. April masih bertengger di 2, dan kemungkinan besar masih akan bertahan, nggak langsung meluruh," pungkas Erma.

Mari kita bersama-sama waspada terhadap El Nino yang dapat berdampak pada cuaca dan pertanian di Indonesia, terutama pada tahun 2024. Semoga kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghadapinya.


Badrussalam,Sukabumi-Jawa Barat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan