MUHASABAH DIRI: Hikmah dalam Persaudaraan dan Kesyukuran

        Foto Keluarga Agus Fari Sukarwan SP 

Duniaislambumiindonesia.blogspot.com,Ketika cobaan datang, seringkali kita menemukan keindahan dalam kasih sayang dan solidaritas yang muncul di tengah-tengah kesulitan. Pernahkah Anda merasa betapa indahnya kasih sayang yang ada di sekitar kita ketika kita berada dalam kesulitan? Kisah ini menceritakan pengalaman seseorang yang mengalami "muhasabah diri dalam proses menerima cobaan berupa sakit".Dan menemukan betapa kuatnya hubungan antar sesama dalam momen sulit.

Alhamdulillah.., dalam momen ini, saya merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT atas hidayah-Nya. Saya dikelilingi oleh saudara-saudara yang sholeh dan sholehah, yang penuh kasih sayang sesama. Saat saya tergeletak dan rentan, mereka datang silih berganti, memberikan doa, motivasi, dan semangat untuk kesembuhan saya. Mereka memberikan dukungan moral dan materiil, bahkan ahli terapi datang untuk memberikan perawatan yang diperlukan, termasuk akupunktur, pijat, dan pengobatan lainnya. Ini adalah contoh nyata keindahan hubungan sesama manusia.


Hubungan seperti ini adalah berkah yang mungkin sulit ditemukan di tempat lain. Saya bersyukur kepada Allah karena ujian ini telah membuka mata saya terhadap keindahan kasih sayang di antara sesama kita. Saudara-saudara di sekitar saya sangat berharga, bukan hanya di dunia ini tetapi juga di akhirat. Mereka adalah pilihan Allah, sebagai pewaris risalah, orang-orang yang telah memilih jalan yang benar sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya, yaitu jalan para Nabi, para Sholihin, dan para Siddiqin.

Mereka adalah penjaga iman saya di dunia ini, selalu mengingatkan ketika saya melakukan kesalahan, membantu ketika saya dalam kesulitan, dan menjenguk ketika saya sakit. Di akhirat nanti, mereka akan menjadi saksi tentang iman saya di hadapan Allah. Oleh karena itu, saya harus menjaga hati dan sikap saya terhadap mereka. Ketika bertemu mereka, senyuman harus selalu ada di bibir saya, kata-kata saya harus selalu baik, dan sikap saya harus sopan. Saya tidak akan memandang mereka berdasarkan status sosial, harta, atau jabatan, karena itu semua adalah ujian yang berbeda-beda bagi setiap individu. Saya hanya melihat mereka sebagai saudara-saudara seiman, baik di dunia ini maupun di akhirat.

Semoga iman saya dan iman saudara-saudara saya terus terjaga hingga Allah memanggil kita semua. Aamiin. Dalam kebersamaan ini, mari kita menjalani kehidupan dengan cinta dan kasih sayang kepada sesama, tanpa memandang status atau kedudukan, sehingga kita semua dapat merasakan berkah persaudaraan yang tulus.

(Badrussalam) Sukabumi 25 oktober 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan