Rahasia Istighfar: Antara Ampunan, Rezeki, dan Solusi Hidup
Duniaislambumiindonesia.blogspot.com, “Maka, aku katakan kepada mereka, Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun'. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan, Dia akan melipatgandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” (QS Nuh : 10-12).Dalam perjalanan kehidupan, istighfar atau meminta ampunan kepada Allah bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga kunci pembuka berbagai pintu kebaikan. Artikel ini menggali kebijaksanaan Imam Al Hasan Al Bashri yang dengan sederhana, menasihati empat rombongan tamu yang datang dengan keluhan yang berbeda. Melalui petuah istighfar, beliau membuka mata mereka pada keajaiban ampunan Allah yang mencakup pengampunan dosa, kelimpahan rezeki, keluasan harta, keturunan, dan penyelesaian atas setiap masalah.
Artikel ini dikutip dari Republika.com.Terdapat banyak manfaat meminta ampunan atau istighfar. Baik manfaat yang diabadikan dalam Alquran ataupun hadis Rasulullah SAW.
Manfaat istighfar di antaranya adalah sebab diampuninya dosa, turunnya rezeki dari langit, dilapangkannya harta dan keturunan, syarat dikabulkannya doa, serta dibukakannya berbagai kebaikan hingga masalah apa pun yang dihadapi seorang hamba, selalu ada jalan keluarnya.
Al-Hafizd Ibnu Hajar Al Ashqalani di dalam kitab Fath Al Baari mengutip sebuah atsar dari Imam Al Hasan Al Bashri bahwa ada empat rombongan tamu yang datang secara terpisah kepada beliau untuk meminta nasihat.
Tamu yang pertama datang mengeluhkan tentang masa paceklik yang terjadi di daerahnya dan sudah meresahkan masyarakat. Lalu, beliau berpesan kepada tamunya itu untuk beristighfar kepada Allah SWT.
Selang beberapa saat, Imam Al Bashri kedatangan tamu kedua. Tamunya menyampaikan keinginan agar dapat terbebas dari kefakiran atau kemiskinan yang melilit keluarganya. Kepada tamu ini, beliau memberikan nasihat untuk senantiasa beristighfar kepada Allah SWT.
Beberapa waktu kemudian, datang lagi tamu berikutnya yang menyampaikan keluh kesah bahwa di sekitar tempat tinggalnya sedang terjadi kekeringan disebabkan tidak turunnya hujan. Kembali, Imam Al Bashri menyampaikan petuah padat kepada tamunya untuk memperbanyak istighfar kepada Allah SWT.
Tidak lama setelah tamunya yang ketiga meninggalkan kediaman Imam Al-Bashri, beliau kembali kedatangan tamu. Tamunya yang keempat ini menyampaikan harapan yang sudah lama mereka dambakan, yaitu ingin memiliki keturunan dari pernikahan yang telah mereka jalani. Dan, ungkapan singkat yang disampaikan beliau adalah perbanyak istighfar kepada Allah SWT.
Tanpa disengaja, keempat rombongan tamu itu bertemu di suatu tempat dan saling menceritakan keluh kesah mereka. Karena merasa mendapatkan nasihat yang sama, lantas muncul persepsi bahwa sang imam menggeneralisasi seluruh permasalahan dengan memberikan satu jawaban. Dengan sedikit emosi, mereka bersepakat kembali ke kediaman sang imam guna meminta penjelasan.
Sesampainya di rumah Imam Al Bashri, mereka dipersilakan masuk. Setelah mendengarkan kembali keluhan tamunya, sang imam mengajak mereka menyimak QS Nuh [71] ayat 10-12. “Maka, aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun'. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan, Dia akan melipatgandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.”
Setelah mendengarkan kalam Ilahi itu, barulah mereka tersadar bahwa nasihat sang imam bukan asal-asalan seperti dugaan sebagian mereka. Dengan perasaan malu, mereka pun akhirnya meninggalkan rumah beliau.
Sebagaimana diceritakan oleh Imam Al Bashri, bukanlah kebetulan bahwa istighfar menjadi jawaban atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Dengan hati yang tulus dan penuh keyakinan, marilah kita terus meraih ampunan Allah, menemukan ketenangan dalam istighfar, dan memahami bahwa setiap kesulitan dapat terselesaikan dengan memohon maaf kepada Sang Pencipta. Dengan itu, kita dapat mengarungi kehidupan dengan penuh keberkahan dan rahmat-Nya.
(Badrussalam)
Komentar
Posting Komentar