Perjuangan Dakwah: Terjal dan Mudah



Duniaislambumiindonesia.blogspot.com 
Seperti perjalanan sebuah kapal di tengah laut yang menghadapi badai dan ombak, dakwah juga merupakan ujian bagi keimanan. Namun, dalam kesulitan itu terkandung janji 
 yang telah Allah gariskan. Kisah hijrah para Sahabat yang di abadikan dalam Surah Al-Hasyr ayat 8-9,menjadi inspirasi bahwa dengan iman dan keteguhan, dakwah akan tetap mengalir meskipun jalan terjal.

Dakwah itu ibarat perjalanan sebuah kapal di tengah laut, maka parti akan menghadapai badai dan ombak. Begitulah dakwah harus dihadapakan oleh berbagai ujian sebagai konsekuensi keimanan. Allah berfirman : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS Al Ankabut : 2).

Dakwah memang penuh kesulitan, Namun bukankah Allah SWT telah menggariskan bahwa kesulitan selalu bergandengan dengan kemudahan? Yakinlah akan hal ini, Para Sahabat adalah contoh terbaik dalam hal ini. Salah satu contoh yang jelas adalah saat mereka berhijrah dari Makkah ke Madinah. Mereka tidak tahu kelak akan tinggal dimana, bisa bekerja atau tidak, makan apa, dsb. Namun, dengan dorongan iman dan ketaatan, mereka berangkat meninggalkan kampung halaman, handai taulan dan harta kekayaan. Demi ketaatan kaum Muhajirin rela hidup dalam kefakiran. Lalu apa yang terjadi? Perjuangan mereka berbuah manis. Mereka tetap bisa makan, minum dan punya tempat tinggal, bahkan menjadi orang-orang pertama pendukung peradaban Islam di Madinah.

Sudah merupakan sunnatullâh, jalan dakwah itu terjal. Dulu para Sahabat ditimpa kesulitan yang luar biasa, kesempitan, bahaya dan berbagai peristiwa yang mengguncangkan. Begitu beratnya cobaan yang menimpa kaum beriman di jalan dakwah tersebut mereka bertanya kepada Nabi saw., “Kapan pertolongan Allah itu tiba, matâ nashrullâh?” Allah pun cukup menjawab dengan menyatakan, “Ingatlah, pertolongan Allah itu dekat.” (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 214.

Untuk para pejuang dakwah Islam, teruslah mengalir dan menari seperti air. Teguhkan hati untuk selalu memberikan pencerahan Islam kepada seluruh manusia. Teruslah mencari celah jalan sekecil apapun. Manfaatkan setiap detik waktu kita untuk mendakwahkan Islam.

Rendah hatilah seperti air yang tidak menyakiti bebatuan di sungai. Lembutkan hati dalam dakwah seperti Musa kepada fir’aun atau seperti Rasulullah kepada Abu Thalib. Sebab memilih jalan dakwah adalah sebuah kemenangan diri, sementara hidayah dan kemenangan Islam adalah hak Allah semata.
Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. [Al Qashash/28 : 56]
 
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat (QS An Nashr : 1-3)

Dengan rendah hati seperti air yang tidak menyakiti bebatuan di sungai, teruslah mengalir dalam dakwah dengan hati yang lembut. Ingatlah, pertolongan Allah selalu dekat, dan kemenangan akan tiba pada waktunya. Ketika itu terjadi, bertambahlah dalam bersyukur dan bertasbih kepada Tuhanmu, karena Dia lah yang Maha Penerima taubat dan Maha Memberi petunjuk.



(Badrussalam)Sukabumi,19 Ramadhan 1445 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santunan Yatim dan Jompo di Masjid Puri Khayangan

13 Ton Padi Organik: Keberhasilan Petani di Bengkulu

Paguron Bela Diri dan Pencak Silat "Cahya Paroman" Adakan Ajang Prestasi Tahunan