Ketika Bumi Mengeluh: Renungan dari QS. Ar-Rum Ayat 41
Duniaislambumiindonesia.blogspot.com -Bumi adalah amanah. Ia diciptakan Allah bukan hanya untuk dipijak, tetapi untuk dijaga, dirawat, dan dimakmurkan. Namun hari ini, bumi tidak lagi seindah dulu. Hutan digunduli, sungai tercemar, laut penuh sampah, udara sesak oleh polusi. Bumi seakan berteriak, mengaduh, dan mengeluh—karena kita, manusia, abai menjaga titipan Ilahi.
Allah telah memperingatkan hal ini dengan sangat jelas dalam firman-Nya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum: 41).[1]
Ayat ini bukan sekadar peringatan, tetapi cermin. Kita diminta melihat diri sendiri: apakah kita termasuk penjaga bumi, atau penyebab kerusakannya?
Kerusakan yang Terjadi Bukan Kebetulan,
Kerusakan alam bukan fenomena tanpa sebab. Ia lahir dari pilihan-pilihan kita seperti Penebangan hutan tanpa reboisasi,Pembuangan limbah ke sungai & laut,Plastik sekali pakai yang menumpuk tak terurai dan Eksploitasi alam demi keuntungan sesaat.
Dampaknya kembali kepada kita sendiri. Banjir, tanah longsor, gagal panen, cuaca ekstrem, menurunnya kualitas hidup—semua itu adalah cermin dari apa yang kita lakukan pada bumi[2].
Al-Qur'an mengingatkan kita agar merasakan akibat sebagian dari perbuatan manusia, bukan untuk menghancurkan, tetapi agar kita kembali sadar dan taat[3].
Kembali Sebelum Terlambat, Allah tidak memerintahkan kita menangisi bumi, tetapi mengembalikannya kepada kebaikan. Kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi—mulai dari hal kecil namun berarti berupa kegiatan positif seperti Mengurangi sampah plastik, Menanam pohon & menjaga hutan, Tidak membuang sampah sembarangan, Menghemat air dan energi, Mendukung gerakan ramah lingkungan dan Mengajarkan anak–anak mencintai bumi.
Merawat alam bukan hanya urusan aktivis dan pakar lingkungan. Itu adalah ibadah,kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya,Ia termasuk bagian dari khilafah fil-ardh—tugas manusia sebagai penjaga bumi[4].
Bumi adalah Amanah. Kita Akan Ditanya Tentangnya. Rasulullah ﷺ bersabda: "Dunia ini hijau dan indah, dan Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya untuk melihat bagaimana kalian berbuat."
(HR. Muslim)[5].
Indahnya bumi adalah tanda kasih Allah, tetapi amanahnya adalah ujian. Kelak, bumi akan menjadi saksi—apakah kita menjaganya, atau justru merusaknya.
Mari bergerak. Bukan besok, tetapi hari ini.
Bukan menunggu orang lain memulai, tetapi dari diri sendiri. Karena bumi tidak menuntut banyak. Ia hanya ingin dirawat—agar dapat terus menjadi rumah bagi generasi mendatang.
QS. Ar-Rum: 41 adalah wake-up call (sebuah peringatan keras atau momen yang menyadarkan seseorang bahwa ia harus berubah, waspada, atau memperbaiki sesuatu sebelum terlambat) bagi setiap muslim. Ia mengajak kita bukan hanya membaca ayat, tetapi menghidupkannya dalam tindakan.
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang menjaga bumi dapat memberikan kehidupan yang lebih baik pada generasi mendatang, bukan pelaku kerusakannya.
Badrussalam, Sukabumi 2/12/2025
Referensi / Catatan Kaki
[1] Al-Qur'an, QS. Ar-Rum Ayat 41
[2] Tafsir Ibn Katsir – Tafsir QS. Ar-Rum: 41
[3] Tafsir Al-Muyassar – Kemenag RI
[4] Al-Qur’an QS. Al-Baqarah: 30 tentang Khalifah di bumi
[5] Hadits Riwayat Muslim No. 2742
Komentar
Posting Komentar